Manfaat Dan Syarat Pendidikan Karakter

Manfaat Dan Syarat Pendidikan Karakter – Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang saat ini berfokus ditekankan dalam pendidikan di Indonesia. Nah pasti kamu memiliki berbagai pertanyaan mengenai pendidikan karakter. Diantaranya seperti kenapa perlu pendidikan karakter? Apakah “karakter” bisa dididikkan? Karakter yang bagaimanakah perlu dididik? Bagaimana menerapkan aspek-aspek karakter secara lebih efektif? Bagaimana menilai keberhasilan suatu pendidikan karakter?

Pertanyaan diatas kembali diperkuat adanya kebijakan yang membuat pendidikan karakter sebagai “program” pendidikan nasional di Indonesia terutama dalam Kementerian Pendidikan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu II. “Pendidikan karakter” bukan sesuatu baru dalam sistem pendidikan nasional Indonesia. Untuk menjawab semua tentang pendidikan karakter mari kita bahas satu persatu. ceme online

Manfaat Dan Syarat Pendidikan Karakter

1. Mengapa perlu pendidikan karakter?

Terdapat beberapa penamaan nomenklatur untuk mengarah kepada kajian pembentukan karakter peserta didik, tergantung pula aspek penekanannya. Di antaranya yang umum dikenal ialah: Pendidikan Moral, Pendidikan Nilai, Pendidikan Relijius, Pendidikan Budi Pekerti, dan Pendidikan Karakter itu sendiri. Sepanjang sejarahnya, di seluruh dunia ini, pendidikan pada hakekatnya memiliki dua tujuan, yaitu membantu manusia untuk menjadi cerdas dan pintar (smart). bandar ceme

Menjadikan manusia cerdas dan pintar, boleh jadi mudah melakukannya, tetapi menjadikan manusia agar menjadi orang yang baik dan bijak, tampaknya jauh lebih sulit atau bahkan sangat sulit. Dengan begitu, sangat wajar jikalau dikatakan bahwa  masalah moral adalah permasalahan akut atau penyakit kronis yang mengikuti kehidupan manusia kapan dan di mana pun. agen bola

Sebagai kajian akademik, pendidikan karakter tentu saja perlu memuat syarat-syarat keilmiahan akademik seperti dalam konten (isi), pendekatan dan metode kajian. Pada sejumlah negara maju, seperti Amerika Serikat tersedia pusat-pusat untuk pendidikan karakter (Character Education Partnership; International Center for Character Education). Pendidikan karakter berkembang dengan pendekatan secara multidisipliner: psikologi, filsafat moral/etika, hukum, sastra/humaniora. https://www.mustangcontracting.com/

Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian secara utuh dari seseorang: mentalitas, sikap dan perilaku. Pendidikan karakter seperti ini sangat tepat sebagai pendidikan budi pekerti. Materi pembelajaran tata-krama, tingkah laku, dan adat-istiadat, membuat pendidikan karakter seperti ini lebih menekankan kepada perilaku-perilaku aktual mengenai bagaimana seseorang dapat dibilang berkepribadian baik atau buruk berdasarkan dengan norma-norma yang bersifat kontekstual dan kultural.

Menurunnya kualitas moral dalam prilaku manusia Indonesia dewasa ini, terutama kalangan murid, menuntut diadakannya pendidikan karakter. Sekolah diharuskan untuk bermain peran dan bertanggung jawab dalam penanaman dan pengembangan nilai-nilai yang baik dan membantu para murid membentuk dan mengembangkan karakter mereka dengan nilai-nilai yang baik. Pendidikan karakter diarahkan untuk memberikan tekanan pada nilai-nilai tertentu seperti rasa hormat, tanggungjawab, jujur, peduli, dan adil– dan membantu siswa untuk memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka sendiri .

2. Pengertian Pendidikan Karakter

Kata character berasal dari bahasa Yunani charassein, yang berarti to engrave (melukis, menggambar), seperti orang yang melukis kertas, memahat batu atau metal. Berakar dari pengertian yang seperti itu, character kemudian diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan karenanya melahirkan sutu pandangan bahwa karakter adalah pola perilaku yang bersifat individual, keadaan moral seseorang?. Setelah melewati tahap anak-anak, seseorang memiliki karakter, cara yang dapat diramalkan bahwa karakter seseorang berkaitan dengan perilaku yang ada di sekitar dirinya (Kevin Ryan, 1999: 5).

Williams & Schnaps (1999) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai

“any deliberate approach by which school personnel, often in conjunction with parents and community members, help children and youth become caring, principled and responsible”.

Maknanya dari pengertian pendidikan karakter yaitu merupakan berbagai usaha yang dilakukan oleh para personil sekolah, bahkan yang dilakukan bersama-sama dengan orang tua dan anggota masyarakat, untuk membantu anak-anak dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli, berpendirian, dan bertanggung jawab.

Lebih lanjut Williams (2000) menjelaskan kalau arti dari pengertian pendidikan karakter tersebut awalny digunakan oleh National Commission on Character Education (di Amerika) sebagai suatu istilah payung yang meliputi berbagai pendekatan, filosofi, dan program. Penyelesaian masalah, pengambilan keputusan, penyelesaian konflik merupakan aspek yang penting dari pengembangan karakter moral. Oleh karena itu, di dalam pendidikan karakter semestinya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sifat-sifat tersebut secara langsung.

Manfaat Dan Syarat Pendidikan Karakter

3. Bagaimana Mendidik Aspek Karakter?

Pendidikan bukan sekedar berfungsi sebagai media untuk mengembangkan kemampuan semata, melainkan juga berfungsi untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermatabat. Dari hal tersebut maka sebenarnya pendidikan watak (karakter) tidak bisa ditinggalkan dalam berfungsinya pendidikan. Oleh karena itu, sebagai fungsi yang melekat pada keberadaan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa, pendidikan karakter merupakan manifestasi dari peran tersebut. Maka itu, pendidikan karakter menjadi tugas dari semua pihak yang terlibat dalam kegiatan pendidikan berlangsung

Secara umum materi tentang pendidikan karakter dijelaskan oleh Berkowitz, Battistich, dan Bier (2008: 442) yang melaporkan bahwa materi pendidikan karakter sangat luas. Dari hasil penelitiannya dijelaskan bahwa paling tidak ada 25 variabel yang dapat dipakai sebagai materi pendidikan karakter. Tetapi, dari 25 variabel tersebut yang paling umum dilaporkan dan secara signifikan hanya terdapat 10, yaitu:

4. Peran Konselor dalam Pendidikan Karakter di Sekolah

Jika pendidikan karakter diselenggarakan di sekolah maka konselor sekolah akan menjadi pioner dan sekaligus koordinator program tersebut. Hal ini disebabkan konselor sekolah yang memang secara khusus mempunyai peran untuk membantu siswa meningkatkan kepedulian sosialnya dan masalah kesehatan mental, dengan begitu konselor sekolah harus lebih kenal dengan program pendidikan karakter.

Konselor sekolah harus mampu melibatkan semua pemangku kepentingan (siswa, guru bidang studi, orang tua, kepala sekolah) di dalam mensukseskan pelaksanaan programnya. Mulai dari program pelayanan dasar yang berupa rancangan kurikulum bimbingan yang berisi materi tentang pendidikan karakter, seperti kerja sama, keberagaman, kejujuran, menangani kecemasan, membantu orang lain, persahabatan, cara belajar, menejemen konflik, pencegahan penggunaan narkotika, dan sebagainya. Program perencanaan individual berupa kemampuan untuk membuat pilihan, pembuatan keputusan, dan seterusnya. Program pelayanan responsif yang antara lain berupa kegiatan konseling individu, konseling kelompok.

Dalam buku “ Pendidikan Karakter Integral” milik Doni Koesoma memberikan formula pendidikan karakter yang efektif dan utuh. Menurutnya ada tiga desain dalam perancangan hingga pelaksanaan pendidikan karakter, yakni:


1. Desain pendidikan karakter berbasis kelas Desain ini menekankan interaksi guru sebagai pendidik dan siswa sebagai pembelajar di dalam kelas. Dalam hubungan guru dan siswa, proses pembelajaran tidak boleh berlangsung secara monolog di mana guru menerangkan dan siswa mendengar. Idealnya, di kelas terjadi dialog antara guru dengan siswa. Dengan begitu terciptalah pemahaman dan pengertian selama proses belajar. Selain itu, ranah noninstruksional juga perlu diterapkan, seperti kesepakatan antara murid dan guru di kelas, manajemen kelas, yang membantu terciptanya suasana belajar yang nyaman.

2. Desain pendidikan karakter berbasis kultur sekolah Untuk menanamkan pendidikan karakter seperti nilai kejujuran tidak cukup hanya dengan memberikan pesan-pesan moral berupa nasihat kepada anak didik. Pesan moral ini perlu diperkuat dengan peraturan sekolah yang tegas dan konsisten terhadap setiap perilaku ketidakjujuran. Dengan bantuan norma-norma, guru dan pihak sekolah dapat membangun kultur sekolah yang mampu membentuk karakter anak didik, sehingga nilai tertentu terbentuk dan terbatinkan dalam diri siswa. 3. Desain pendidikan karakter berbasis komunitas Dalam mendidik, komunitas sekolah tidak bisa berjuang sendirian. Masyarakat di luar lembaga pendidikan, seperti keluarga, masyarakat umum, dan negara, juga memiliki tanggung jawab moral untuk sama-sama melakukan pendidikan karakter untuk anak.


3. Desain pendidikan karakter berbasis komunitas Dalam mendidik, komunitas sekolah tidak bisa berjuang sendirian. Masyarakat di luar lembaga pendidikan, seperti keluarga, masyarakat umum, dan negara, juga memiliki tanggung jawab moral untuk sama-sama melakukan pendidikan karakter untuk anak.

Ketika lembaga negara lemah dalam penegakan hukum, ketika mereka yang bersalah tidak pernah mendapatkan sanksi yang setimpal, maka negara telah “mendidik” masyarakatnya untuk menjadi manusia yang tidak menghargai makna tatanan sosial bersama.